Pada tumbuh kembang manusia
terdapat suatu sistem yang berfungsi sebagai regulator yang disebut sistem
endokrin. Tumbuh kembang manusia dapat dikendalikan sistem ini melalui hormon
yang dikenal sebagai Growth Hormone. Pada masa pertumbuhan manusia, tinggi
dapat berubah secara signifikan pada beberapa masa kehidupan, dan yang plaing
jelas terlihat pada masa pubertas. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang
cara kerja sistem endokrin, hormon-hormon yang berpengaruh terutama pada
pertumbuhan terutama pada saat pubertas.
Jenis Hormon dan Mekanisme
Cara-cara yang digunakan
hormon untuk menimbulkan efek fisiologiknya bergantung pada sifat hormon yang
bersifat hidrofilik (hormon peptida dan katekolamin) atau hormon lipofilik
(hormon steroid dan tiroid)
Hormon peptida
adalah kategori kimiawi hormon yang paling banyak, adalah rantai-rantai asamn
amino dengan panjang beragam. Katekolamin, yang dihasilkan medula adrenal
berasal dari asam amin tirosin. Hormon steroid, yang dihasilkan korteks adrenal
dan kelenjar endokrin reproduksi adalah lemak netral yang berasal dari
kolesterol. Hormon tiroid, yang hanya diproduksi kelenjar tiroid, adalah suatu
turunan tirosin beriodium
Secara
singkat, hormon hidrofilik setelah berikatan dengan reseptor di membran
permukaan akan bekerja memalui sistem pembawa pesan kedua untuk mengubah
aktivitas protein yang sudah ada, misalnya enzim dalam sel sasaran. Hormon
lipofilik, sebaliknya, mengaktifkan gen-gen setelah berikatan dengan reseptor
di nukleus. Hal ini menyebabkan pembentukan protein baru di sel sasaran yang
melaksanakan respons yang diinginkan. Hormon hodrofilik beredar dalam darah
terutama dalam bentuk larut dalam plasma sederhana sementara hormon lipofilik
biasanya terikat ke protein plasma.
Perubahan pada transpor, metabolisme, atau sekresi
hormon dapat mempengaruhi konsentrasi plasma hormon, kadang-kadang secara tidak
pas. Contoh: hati membentuk protein plasma maka penyakit hati dapat menyebabkan
kelainan aktivitas endokrin dengan mengubah keseimbangan antara kompartemen
hormon hipofilik bentuk bebas dan terikat.
Semua hormon dimetabolisme oleh reaksi-reaksi yang
diperantarai oleh enzim yang sedikit banyak memodifikasi
stuktur hormon. Biasanya menginkativasi hormon, namun pada sebagian kasus
metabolisme mengaktifkan suatu hormon, yaitu produk hormon yang memiliki
aktivitas yang lebih besar daripada hormon semula.
Biasa laju pengaktifan hormon itu sendiri berada di bawah kontrol
hormon. Hati adalah tempat inaktivasi hormon tersering, tetapi sebagian hormon
juga diinaktifkan di darah, ginjal, atau sel sasaran.
Secara umum, katekolamin dan peptida hidrofilik mudah
menjadi sasaran enzim darah dan jaringan sehingga hormon-hormon ini berada
dalam darah dalam waktu singkat sebelum diinaktivasi enzim. Pada kasus sebagian
hormon peptida, misalnya insulin, sel sasaran sebenarnya menelan hormon dengan
endositosis dan menguraikannya di dalam sel. Sebaliknya, pengikatan hormon
hipofilik ke protein plasma menyebabkan homron ini kurang rentan terhadap
inaktivasi metabolik dan mencegah keluarmya lewat urine. Karena itu hormon
lipofilik dibersihkan dari plasma jauh lebih lambat. Hormon ini menetap dalam
darah selama beberapa jam (steroid) hingga beberapa minggu (hormon tiroid).
Biasanya hormon lipofilik mengalami serangkaian reaksi yang mengursngi
aktivitas biologiknya dan menyebabkan hormon itu lebih larut dalam air sehingga
dapat dilepaskan dari protein plasma pengangkut dan dikeluarkan melalui urine.
Regulasi Pertumbuhan
Berbagai macam hormon
mempengaruhi pertumbuhan somatik, regulator utama dari pertumbuhan post natal
adalah growth hormon. Growth hormon (GH) disekresikan secara teratur seperti
detak jantung dari kelenjar pituitari anterior . Pekembangan kelenjar pituitari
serta ekpresi gen GH diregulasikan berbagai faktor transkripsi pituitari.
Dalam kondisi sadar yang
normal, tingkat GH biasanya rendah dan tidak dapat dideteksi namun dalam
beberapa waktu tertentum dan terutama pada malam selama stage 3 tidur, terjadi
kenaikan GH (surge). Pola sekresi GH yang seperti debar yang teratur
menunjukkan interaksi dari beberpaa regulator, yang di dalamnya termasuk 2
peptida regulator hipotalamik: GH-releasing hormone (GHRH), yang menstimulasi
sekresi GH, dan somatostatin (somatotropin release-inhibiting factor [SRIF]),
yang menginhibisi sekresi GH. Berbagai neurotransmitter dan neuropeptida terlibat
dalam regulasi dari faktor hipotalamik, sebagai berikut (namun tidak hanya yang
disebutkan) serotonin, histamin, norepinefrinm dopamin, asetilkolin,
gamma-aminobutyric acid (GABA), thyroid releasing hormone, vasoactive
intestinal peptidem gastrin, neurotensin, substance P, kalsitonin, neuropeptide
Y, vasopresin, kortikotropin releasing hormon dan galanin.
Banyak faktor mempengaruhi
sekresi GH, terutama glukosa yang menginhibisi dan asama mino tertentu dan
Ghrelin yang menstimulasi sekresi GH. Sekresi GH juga dipengaruhi berbagai
hormon nonpeptida, termasuk andrgen, estrogen, thyroxine dan glukokortikoid.
Mekanisme hormon ini meregulasi sekresi GH sangat kompleks, dapat melibatkan
aksi dalam level hipotlaamus dan pituiter. Faktor fisiologis dan farmakologis
eksogen telah diketahui untuk menstimulasi sekresi GH. Beberapa agen ini,
temasuk klonidin, L-dopa dan olahraga, yang digunakan dalam tes stimulasi GH.
Dalam plasma, sebagian besar GH terikat dengan afinitas dan spesifikasi yang
tinggim namun dengan kapasitas yang rendah terhadap protein pembawa yang
disebut GH bingding protein (GHBP). GHBP adalah produk pembelahan dari domain
extraseluar dari resptor GH. Ada berbagai target aksi GH dan seringkali tidak
jelas aksi mana yang dimediasi lewat sistem IGF san yang mana yang mungkin
merepresentasikan efek GH tanpa IGF
Hormon Tiroid
Kadar hormon tiroid yang normal adalah syarat pematangan dan
perkembangan tulang. Hormon tiroud adalah regulator penting dalam metabolisme
tulang dan mineral sepanjang hidup
Komentar
Posting Komentar